Ep-12_Teman?

 

Sesuai janji saat diantar sekolah, weekend ini Riri pergi jalan-jalan dengan Papa nya. Siang ini, Riri memutuskan untuk pergi ke pusat jajanan di Kota-nya. Ia sangat bahagia sekali. Sebab, sudah lama dan rindu rasanya ia jalan-jalan dengan Papa nya.

“Well, apa yang ingin pertama kamu cicipi My Little Girl?”

Riri nampak melihat deretan para pedagang kaki lima. Ia berpikir keras. Diantara banyak nya jajanan tersebut, apa yang ingin ia cicipi terlebih dahulu.

Setelah berjalan-jalan menyusuri beberapa pedagang, ia memutuskan untuk membeli gulali kapas.

“Riri mau beli gulali kapas.”

“Rihanna? Kamu gak inget? Terakhir kali kamu beli gulali kapas, kamu sakit gigi tiga hari tiga malam.”

“Of course, Papa. Tapi kan itu udah lama.”

“Fine. Let’s go!”

Riri pun dengan sangat antusias pergi menuju pedagang gulali kapas, disusul Papa nya.

“Mang, gulali kapas nya lima ya!” pedagang tersebut tersenyum mengangguk dan langsung membuat pesanan Riri.

“Rihanna? Kamu yakin bisa menghabiskan lima gulali kapas?” Fahri tak percaya.

Riri mengangguk.

“Tidak kebanyakan, sayang?” Fahri mengelus rambut putrinya.

Riri menggelengkan kepala. “Biasanya Riri beli empat si. Bi Tati satu, Mang Agus satu, Riri dua. Tapi kali ini, kan ada Papa. Jadi satu lagi untuk Papa.”

Fahri tersenyum tipis mendengan celotehan Riri.

Sebenarnya, sudah lama ia merindukan momen seperti ini dengan Riri. Namun ego nya begitu besar. Ia sakit hati karena Hanna, sampai ia lupa dengan putri kecilnya yang bahkan sekarang sudah tidak bisa disebut putri kecil lagi, melainkan putri nya yang terabaikan.

Rasanya, bila melihat Riri, Fahri akan kembali mengingat luka yang diberikan Hanna. Terkadang Fahri tidak ingin bertemu Riri, namun ia begitu menyanyi Riri juga.

Entahlah.

Hanna terlalu keterlaluan.

Fahri pun terlalu egois untuk mengabaikan.

Sebab disini, Riri hanya seorang korban dari sebuah ketidakadilan.

***

“So, mau jajan apa lagi?”

“Mmmm.. Riri mau cimol.”

“Cimol?” Fahri bingung. Apa itu cimol?

“Cimol, Papa. Itu!” Riri menunjuk pedagang yang tengah menggoreng.

“Itu pasti banyak minyak nya. Kamu yakin itu jajanan sehat?”

“Papa! Riri sering beli cimol disini sama Mang Agus. Buktinya Riri sehat aja. Mang Agus juga.” Riri langsung menghampiri pedagang cimol.

Fahri merasa tertohok dengan penuturan Riri barusan. Putri nya sering minta diantar oleh sopir yang ia pekerjakan. Ada rasa sakit hati mendengar nya, meskipun seringkali memang ia yang meminta Riri untuk diantar sopir itu. Namun, semua itu segera ia tepis. Ia segera menyusul putri semata wayangnya.

“Nih! Papa cobain!” Riri meyodorkan satu porsi cimol.

Fahri mencicipi cimol itu. Ia tersenyum tipis.

Riri tahu. Papa nya tidak seperti Mang Agus yang begitu antusias dan ekspresif saat dengan Riri. Akhirnya, Riri hanya bisa menunduk. Rasanya, bila Papanya seperti ini lebih baik tidak jalan. Sebab, jujur Riri merasa canggung. Mungkin karena sudah lama tidak lama jalan.

Fahri membayar cimol yang Riri beli.

Gadis itu membeli tiga porsi cimol. Namun porsi Papa nya hanya dicicipi sekali.

“Oke! Little Girl, sekarang apa lagi?”

Sejujurnya, Riri sudah tidak mood sekali. Ia menggelengkan kepalanya.

“Are you sure? Tak mau Papa belikan sesuatu?”

Lagi-lagi Riri menggelengkan kepala, tanda nya menolak tawaran dari Papa nya.

“Come on little girl! Boneka?”

Mendengar tawaran Fahri kali ini, membuat Riri menatap Fahri. Ia hampir saja melupakan Chiko alias Karan. Untung saja sebelum Riri pergi dengan Papa nya, ia meninggalkan satu botol besar air mineral juga beberapa roti dan camilan lainnya.

“Papa mau beliin Riri boneka?”

“Anything for you! Okey?”goda sang Papa.

Riri tersenyum masam. Satu sisi ia senang, karena ucapan tersebut. Namun satu sisi ia juga bersedih, karena apa mungkin Papa nya itu serius dengan perkataannya? Entahlah.

“Tapi, Riri mau dari toko Karan’s Doll.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ep-5_Teman?

Ep-7-Teman?