Ep-10_Teman?
Pagi nya, Riri sudah rapih untuk berangkat sekolah.
Rencana nya ia akan sarapan di kamar saja, oh tidak tidak! Tentunya sarapan itu
untuk Karan. Ia bisa meminta Bi Tati membuatkan bekal makan siang untuknya,
yang padahal akan ia jadikan sarapan di sekolah nanti.
“Rihanna, cepat sarapan. Nanti kamu telat.”
Riri tertegun melihat siapa yang ada di meja makan
pagi ini. Tak biasa nya orang itu menginjakkan kaki di ruang makan. Biasa nya
bila diajak sarapan atau makan malam disana, ia akan menolak dengan berbagai
alasan.
“Papa kapan pulang?” Riri bertanya dengan sangat
antusias.
“Dini hari. Ada sedikit masalah disini, jadi Papa
harus pulang tadi malam.”
Riri kira Papa nya pulang karena ingin mewujudkan
permintaan Riri kemarin. Ia dengan cepat mengambil dua roti panggang juga satu
gelas susu hangat.
“Pa, Riri belum siapin buku. Riri sarapan di kamar.”
“No! Biar Bi
Tati yang siapkan buku, kamu bilang aja buku apa saja yang mau kamu
bawa.”
“Tapi, Pa..”
“No, Rihanna! Papa sudah wujudkan keinginan kamu untuk
Papa cepat pulang. Okey?”
“Papa pulang cepat bukan karena Riri, tapi karena ada
masalah disini. Bukan nya gitu kata Papa tadi?”
***
“Rihanna? Kamu nangis?” tanya Karan saat Riri masuk ke
dalam kamar.
Riri menggeleng. Kemudian ia meletakkan sarapan untuk
Karan dimeja belajar.
“Karan, kemungkinan hari ini gue pulang sore. Lo kalo
nanti siang laper, buka aja laci itu. Ada beberapa camilan sama minuman.”
“Rihanna? Ada apa? Kamu baik-baik aja kan?”
“Karan!! I’m okey!! Please! Gak usah berlebihan!”
“Maaf Rihanna, ak..”
“Gue berangkat sekolah dulu. Lo jangan pernah keluar
kamar, sekalipun ke balkon.”
“Kamu hati-hati Rihanna.”
Riri mengangguk. Ia mengambil tas nya, lalu pergi
meninggalkan Karan. Saat ia hendak menutup pintu, Karan memanggil lagi membuat
Riri menatapnya.
“Kamu harus ingat, aku akan selalu ada untukmu.”
Riri tersenyum. Lalu menutup pintu dan tak lupa
menguncinya.
***
“Gimana acara pertunjukan bakat kemarin?”
“Biasa aja.”
Fahri, Papa nya Riri menghela nafas begitu berat saat
mendengar jawaban Riri. Selain ditinggal istri tercinta, ternyata ia juga
kehilangan keceriaan putri semata wayangnya.
Dulu, saat Papa Riri begitu memanjakan Riri juga
istrinya, Hanna. Sebab itu nama Riri, Rihanna yang menyatukan dua nama orang
tuanya, Fahri dan Hanna. Namun tak disangka, meskipun Papa Riri bergelimang
harta Hanna Riri lebih memilih pria yang lebih kaya dari Fahri. Hal itu tidak
pernah Riri ketahui, yang Riri ketahui kedua orang tuanya bercerai, itu saja.
Sejak Fahri tau bahwa Hanna meninggalkan dirinya
dengan Riri hanya karena pria yang lebih kaya, disitu Fahri mulai gila kerja ingin
menunjukkan bahwa dirinya pun bukan hanya bisa menjadi pria kaya, namun menjadi
pria yang sangat kaya raya. Ia jarang pulang ke rumah, jarang pula bertemu
dengan Riri.
Fahri terkadang berfikir, apa Riri akan kesepian?
Namun selalu ia tepis, sebab ada Bi Tati dan Mang Agus yang ia percaya akan
selalu menjaga dan menemani Riri setiap saat.
“Rihanna, weekend Papa usahakan free. Kamu mau jalan-jalan?”
“Terserah, Papa. Riri takut Papa tiba-tiba ada
kepentingan kerja.”
“No! Papa usahakan, okey?”
Riri menatap Papa nya lama dengan perasaan ragu,
kemudian ia mengangguk.
“Baik, tuan Putri! Mau kemana? Nonton? Timezone? Kebun
Binatang? Atau kamu ada tempat rekomendasi lain?”
Riri menggeleng. “Riri pengen cicipin makanan di pusat
jajanan.”
“Rihanna, kenapa keinginan kamu tidak pernah berubah
dari dulu? Hm.” Fahri tersenyum.
“Sebab tak ada yang lebih indah lagi sekarang selain
makan dengan tenang bersama Papa.”
Hening.
Setelah Riri menjawab pertanyaan Papa nya, tak ada
lagi obrolan apapun. Riri menatap jalanan di balik kaca mobil, sesekali ia
bernyanyi mengikuti musik yang baru saja ia dengarkan lewat earphone nya.
“Sudah sampai, Rihanna.” ucap Papa nya saat sudah
sampai disekolah.
Riri mengangguk. Ia mencium tangan Fahri, sebagai
salam hormat nya pada sang Papa. Ia menggendong tas nya lalu pergi ke kelas.
Komentar
Posting Komentar