Ep-11_Teman?

 

“Rihanna! Tunggu!” panggil seseorang saat Riri akan ke kelasnya.

Riri melihat ke belakang. Ternyata itu adalah Luna. Gadis itu sedikit berlari, peluh keringat begitu terlihat di dahi Luna. Padahal ini masih pagi.

“Huh! Hhhh! Hhhh! Ri! Kamu hhh cepet hhhh bangett jalan hhh nya!” protes Luna sambil ngos-ngosan.

“Lagian gue gak nyuruh lo lari kali.”

“Hhh! Tapii hhh..”

“Nih! Lo butuh air!” Riri memberikan botol minum nya pada Luna.

Luna dengan cepat meminum air pemberian Riri. Ia mengatur nafasnya agar menjadi lebih stabil. Lalu memberikan kembali pada Riri.

Riri melihat botol minum nya yang transparan itu sudah menjadi seperempat. Begitu hausnya kah Luna?

“Hhe, maaf ya Ri. Nanti aku ganti.”

“Gak usah! Ayo ke kelas.”

“Oh ya, tadi mobil nya beda. Bukan sopir kamu?”

“Itu mobil Papa.”

“Kamu keliatan happy banget, Ri. Kamu gak lagi jatuh cinta kan?”

“Ngaco!!”

“Eh, tapi kan ya. Refan nanyain kamu terus ke aku tau.”

“Refan mana?”

“Hah?! Ko Refan mana?! Refan ketua kelas kita lah. Jangan bilang kamu lupa!”

“Hhe. Gue gak inget.”

“Sudah ku duga! Dia kayaknya suka deh sama kamu. Kamu gak punya pacar kan? Atau gebetan?”

“Lo mau jadi mak comblang? Gak usah deh, Lun. Gue belum terlalu butuh pacar. Dan soal gue punya pacar atau gebetan, jawabannya NO! Gue gak pernah deket sama cowok mana pun, sekalipun teman.”

Luna terkesima.

“Ngapain lo liatin gue gitu banget?”

“Hhe, nggak.” Luna gelagapan. Baru kali ini ia mendengar Riri banyak berbicara.

“Serius, Ri? Itu artinya, kamu gak punya teman cowok?”

Riri termenung. Ia tak punya teman cowok?

Lalu Karan ia anggap apa?

BoyFriend?

No!

Riri menggeleng pelan.

“Ada si. Satu. Dia temen gue dari umur tujuh tahun,” Riri tersenyum.

“Beruntung banget temenan sama cowok awet gitu, Ri. Emang kamu gak ada perasaan lebih gitu?”

Hah?!

Bagaimana Riri akan mempunyai perasaan lebih?

Sedangkan 10^th ini Karan adalah seorang boneka.

Lucu sekali pemikiran Luna ini!

“Never! Tapi dia selalu ada buat gue! Kapan-kapan gue kenalin ke lo deh, Lun.”