Ep-4_Teman?
“Tunggu!” perintah Riri.
Chiko masih saja menurut.
Riri bergegas keluar dari
kamar dan menguncinya. Tapi tak lama ia kembali lagi dan mengambil beberapa
pakaian kotornya. Tak lupa ia juga merebut baju kecil Chiko.
Chiko tidak berbicara
apa-apa. Ia benar-benar lemas.
Pergi ke dapur untuk
mengambil makanan, Riri melihat Bi Tati sedang meletakkan piring untuknya.
“Udah siap semua?”
“Sudah, Ndhuk.”
“Itu baju kotor Riri,
tolong cuciin ya Bi.” Ucap Riri meletakkan baju kotornya dan Chiko pada kursi.
Secepat kilat Riri
mengambil nasi, ayam goreng, sayur capcai, minum, dan ice cream greentea kesukaannya
pada satu nampan.
Bi Tati terkejut melihat
apa yang dilakukan majikannya. Sudah sejak lama ia tidak melihat Riri makan
banyak seperti ini. Biasanya, Riri hanya akan sarapan saja. Malam pun, ia akan
makan jika diantarkan makanan oleh Bi Tati.
Tapi kali ini? Riri makan
sore. Terlebih dengan porsi yang seperti untuk dua orang.
Riri pergi kembali menuju
kamarnya tanpa menghiraukan tatapan Bi Tati.
Chiko mendekat pada Riri.
Ia tersenyum senang melihat apa yang dibawa Riri. Riri membiarkan Chiko memakan
makanan yang ia bawa. Sedangkan dirinya hanya memakan ice cream. Chiko makan
dengan sangat lahap. Itu membuat Riri merasa bersalah karena pagi tadi tidak
memberi nya makan.
Memandangi Chiko yang
sedang lahap makan, ia melihat Chiko memakai sebuah kalung persis saat menjadi
boneka yang memiliki bandul berbentuk Bulan.
Dulu, Riri tidak pernah
peduli dengan kalung Chiko. Kini, ia ingin tau apa yang ada pada isi bandul
kalung Chiko.
Makanan yang Riri bawa
telah habis Chiko makan. Ia mengelus perutnya sendiri, memberikan isyarat bahwa
ia kenyang. Tapi ia melihat Riri tengah memakan sesuatu.
“Rihanna, apa yang kamu
makan?”
Riri menoleh. Ia
mengangkat satu suapan dan memperlihatkan nya pada Chiko. Mata Chiko berbinar.
Layaknya anak kecil, ia berteriak meneriaki ice cream.
“Berisik!” komentar Riri.
Gadis berambut panjang
itu memberikan ice cream yang baru ia makan separuh. Tak menyangka, Chiko akan
menerima nya dengan sangan excited.
Tak butuh waktu lama
Chiko memakan ice cream, kini sudah habis. Riri menahan tawanya, Chiko sekarang
sudah berubah jadi manusia. Tapi kenapa tingkah nya seperti anak kecil?
Riri mengambil sehelai
tisu dan memberikannya pada Chiko. Laki-laki
itu mengusap mulutnya dengan tisu.
Riri membereskan bekas
makan Chiko. Ia menyimpan nya di meja belajar. Biar saja nanti ia simpan,
fikirnya.
Ia duduk pada sebuah
karpet berbulu, bersandar pada kasurnya. Chiko pun ikut-ikutan bersandar pada
kasur.
“Lo punya hutang cerita
ke gue!”
“Aku gak tahu harus mulai
darimana, Rihanna.”
Riri menoleh pada Chiko.
Ia menghembuskan nafasnya dengan kasar. Sepertinya, dengan Chiko memang harus
ekstra sabar.
“10th lalu,
tepat gue umur 7th orang tua gue beli boneka beruang. Gue namain
Chiko.” mulai Riri.
“Kemarin, aku berantem
sama Bundaku. Bunda juga punya toko boneka, toko nya dimana-mana.” Chiko juga
memulai ceritanya.
“Terus?”
“Aku lupa-lupa inget.”
Riri menggaruk kepalanya.
“Oke. Berapa lama lo jadi
boneka?”
Chiko mengangkat bahunya.
Riri menepuk jidat pelan.
“Tapi, waktu kamu gantiin
baju aku yang hitam, aku udah jadi boneka.”
“Baju?”
Komentar
Posting Komentar